Ketika SD, Aku Berkelana dalam Rimba
Sebuah kabin di tengah hutan di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah |
Rimba Gunung Hitam namanya, hutan yang diyakini oleh penduduk banyak dihuni orang bunian atau makhluk halus. Beberapa kisah mistis melengkapi keangkeran hutan hujan tropis yang lebat itu, misalnya orang yang mengaku melihat makhluk aneh, orang yang hilang takpernah kembali, orang yang lari dari hutan sambil teriak-teriak, kemudian terganggu jiwanya, sampai kisah orang yang diculik orang hutan dan ditempatkan di atas pohon yang tinggi.
Rombongan Paman Rokhtam menjelajahi rimba selama beberapa hari. Banyak hal yang mereka temuai. Banyak pengetahuan yang mereka dapatkan. Perjalanan itu tentu menjadi petualangan yang berkesan bagi beberapa remaja yang energik itu.
Aku mendapatkan banyak pengetahuan tentang kehidupan biotik, khususnya yang berada di hutan. Beberapa spesies dijelaskan secara detail. Ada pula spesies unik, misalnya hewan yang mengeluarkan suara yang sangat keras di malam hari, seperti suara jeritan anak kecil. Atau bunga bangkai yang besar, berwarna putih kotor, dan mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Lebih menarik lagi, buku ini juga dilengkapi beberapa sketsa binatang atau tumbuhan.
Terdapat pula pelajaran survival di dalam hutan: menyiapkan perbekalan, membagi tugas, memilih lokasi untuk berkemah, mendirikan tenda (bivak), mengumpulkan buah dan daun yang bisa dimakan, dan lain-lain.
Pada konflik cerita, Rombongan Paman Rokhtam memergoki para pemburu ilegal yang memburu beberapa binatang dan menempatkannya di dalam kerangkeng. Mereka berusaha melepaskan hewan-hewan itu meski dengan mempertaruhkan nyawa. Di sinilah sikap mencintai alam diamanatkan oleh penulisnya.
Cover buku Berkelana dalam Rimba karya Mochtar Lubis |
Aku dulu sangat menikmati buku itu. Bahasanya ringan, mudah dipahami, dan ada selipan humor oleh tingkah laku delapan remaja yang berbeda karakter. Karakter tokoh-tokohnya digambarkan dengan kuat.
Setelah kukembalikan buku itu ke perpustakaan, aku takpernah melihat buku itu hingga kini. Buku itu sudah tidak dicetak lagi. Mendapatkan yang bekas pun susah. Aku berharap suatu hari nanti bisa menemui buku yang memberikan gambaran yang berkesan tentang hutan dan isinya itu.
***
Sukoharjo, 6 November 2015
Belum ada Komentar untuk "Ketika SD, Aku Berkelana dalam Rimba"
Posting Komentar